Kamis, 25 April 2013

Kisahku : Tiga perawan Cantik


Cerita ini berawal saat 3 orang teman2ku disurabaya berkunjung ke Bandung dan menginap di kostku. Tentu aja ini angin segar, mengingat mereka semua cewek dan masih pada virgin. Sebut saja mereka Rina, Ling, dan Mei. Mei sendiri udah akrab denganku sejak SMP, dan sampai sekarang aku tau itu anak masih virgin. Keakraban kami sendiri udah bisa di bilang TTM lah. Nah, sedangkan yg 2 lagi, memang temen dari SD, Cuma akrabnya pas SMA.


Kebetulan kemarin mereka dapat libur bareng. Jadi mereka inisiatif buat liburan ke Bandung. Aku tentu saja senang mendengar kabar ini. Udah banyak pikiran kotor bersarang di otakku. Sekitar sore, kujemput mereka di stasiun kereta, dan langsung ku ajak ke kostan. Disana sambil istirahat, kami ngobrol banyak soal kenangan2 zaman sekolah dulu. Umur mereka rata2 sama, 19 tahun, dan itu digambarkan dengan bentuk tubuh mereka yg benar2 menggiurkan. Dada yg bulat penuh, dan cara berpakaian yang mengundang adik kecilku berontak sejak dari dalam mobil tadi. Rina dan Ling mungkin termasuk cewek liar. Aku tau karma mereka sering cerita soal keseharian mereka di Surabaya. Jadi, urusan dugem dan nakal2an, aku udah maklum. Namun hebatnya, mereka masih bisa menjaga keperawanan mereka. Yg jadi masalah, adalah si Mei yg bener2 masih bersikap seperti anak kecil. Rina dan Ling gak pernah berani cerita dengan Mei soal kehidupan mereka, karma mereka takut Mei akan cerita pada ortunya, dan menyebar ke ortu mereka sendiri.

Akhirnya, pas malam hari, Aku, Rina, dan Ling sepakat, untuk memberi Mei obat tidur. Setelah ia tampak lelap, Kami segera diam2 pergi jalan. Tentu aja tujuannya buat Dugem. Kami benar2 menghabiskan malam sebebas-bebasnya, tertawa, bercanda lepas tanpa kekangan dari orang tua. Disana aku terus mencekoki mereka dengan minuman keras, dengan tujuan bikin mereka mabuk berat. Rina yg gak begitu terbiasa dengan minuman keras, langsung terkapar tidak sadarkan diri, sedang Ling sudah mulai menampakan tanda2 bahwa ia mulai lepas control. Akhirnya kuputuskan buat cabut dari sana. Walau agak repot membawa mereka ke mobil, tp akhirnya aku sukses membawa mereka balik.

Di kostan, Mei tampak masih tertidur pulas. Aku langsung mengangkat Rina ketempat tidur, lalu mengurus Ling yg udah mulai muntah2. Tak berapa lama, Ling juga mulai tertidur, saat itulah nafsuku mulai meledak sejadi-jadinya. Karna mereka sekamar bertiga, gak susah buatku melakukan gerilya. Target pertama, tentu saja si Rina, yg bodynya nyaris perfect dibandingkan kedua temannya. Pertama, aku meyakinkan bahwa dia benar2 gak sadarkan diri. Ku goyang2 badannya dan memanggil namanya, namun ia tetap gak sadarkan diri. Benar2 kesempatan yg bagus, pikirku. Tanpa pikir panjang, kubuka kaosnya yg tampak sudah basah oleh keringat. Aku benar2 gak percaya dengan pemandangan yg ada di depanku. Dada Rina yg membusung, tampak hampir melompat keluar dari Bh-nya yg tampak kekecilan. Kuciumi lehernya, dan kuhirup aroma yg khas dari tubuhnya. Pelan-pelan ciumanku turun dari leher menuju ke belahan dadanya. Tanganku menyusup ke belakang dan melepaskan kaitan BH-nya, lalu kulepas pelan2. Benar2 luar biasa, dadanya putih dan begitu montok, pentilnya berwarna kecoklatan dan mengacung keatas. Langsung saja kuremas dadanya dan kuhisap kedua pentilnya bergantian. Ia tampak bergerak sedikit, sehingga aku harus tetap waspada. Kulanjutkan hisapanku sambil mencoba membuka kancing celananya. Lalu pelan2 kuciumi perutnya sambil tetap turun kebawah dan membuka celananya. Setelah terlepas, tampaklah celana dalamnya yg berwarna hitam. Benar2 merangsang. Kuusap-usap selangkangannya yg sudah tampak becek. Rupanya walau tidak sadarkan diri, ia tetap terangsang dengan perbuatanku ini.

Segera kulepaskan celana dalamnya dan kusaksikan memeknya yg bersih dengan bulu2yg rapi. Memeknya masih terlihat rapat dan belum terjamah. Kuciumi memeknya dan tercium tipikal aroma memek yg biasa kuhirup, anyir, namun menggoda. Itu pula yg membuat aku langsung memainkan lidah ku dan mempermainkan klitorisnya yg tampak masih kecil sekali. Kembali ia bergerak, nampak ia merasakan rangsangan dariku. Namun tetap saja semua akan berantakan kalau sampai ia terbangun. Maka dari itu ku tunggu hingga ia kembali tenang dan terlelap, lalu kulanjutkan lagi permainan lidahku. Selang beberapa waktu, adikku mulai berontak. Aku lalu mengangkat ke dua kakinya dan menaruhnya diatas pundakku.

Pelan-pelan kugosokan penisku di depan liang senggamanya sambil mencoba memasukkannya. Perlu waktu lama untuk penisku, agar bisa menembus lubang senggamanya yg begitu sempit. Pelan, tapi pasti aku bergerak maju mundur, sehingga penisku mulai bisa masuk sepenuhnya. Saat sudah kurasa cukup, kupercepat ritmeku dan kurasakan penisku merobek sesuatu, kutarik penisku keluar, dan ternyata benar dugaanku, ada sedikit darah yg keluar dari lobang memeknya dan membasahi penisku. Waow, benar2 perawan dia. Nafsukupun mulai menjadi, aku tidak perduli lagi kalau sampai ia terbangun. Kupercepat goyanganku, merasakan nikmatnya sorga dunia yg sudah lama tidak kurasakan. Akhirnya kubalik ia dalam posisi menungging, dan kuhantam ia dari belakang. Lama permainan itu terasa sampai akhirnya kurasakan aliran spermaku mendesak keluar. Segera kucabut penisku, dan kubalik ia. Kugenjot terus dengan membabi buta. Tampak nafas Rina juga semakin kacau. Aku tidak perduli, terus saja kugoyang dia sampai aku mencapai klimaks. Kucabut penisku dan kutumpahkan spermaku diatas perutnya. Benar2 tubuh yg sempurna. Aku benar2 puas sudah memperawaninya. Kubersihkan spermaku tadi dengan tissue, lalu kupasang kembali pakaiannya agar saat ia bangun besok, ia tidak sadar akan kejadian malam ini. Lalu aku beristirahat sebentar sambil menghisap rokok.

Selesai?Belum…. Masih ada 2 orang lagi yg akan kurebut keperawanannya. Kutengak obat kuat yg sudah kusediakan, dan kurasakan penisku pelan2 mulai berdiri lagi. Saatnya masuk ke target ke 2…. .

Setelah aku mulai merasa tenagaku pulih, segera aku menghampiri Mei yg sudah tertidur dari tadi. Aku memilih Mei, karna ia sudah tertidur lama, jadi tinggal sedikit waktu untuk “mempermaknya”. Sedangkan Ling, baru saja terkapar, jadi masih banyak waktu.

Dimulai dengan pemastian bahwa ia masih tertidur, kucoba memanggil namanya, namun tampaknya obat tidur yg kami beri benar2 kuat efeknya. Mei tampak tak bergeming. Perlahan kubuka kemeja yang masih melekat di tubuhnya. Nafasnya terdengar pelan saat aku mulai menciumi daerah lehernya. Sementara, tanganku sudah menggapai Bh-nya yg berwarna biru dan bermotif bunga, lalu menyingkapnya keatas. Kulihat dada yg tidak begitu besar, tapi cukup me- nantang. Pentilnya yang berwarna kemerahan, begitu kontras dengan dadanya yg seputih susu. Kujilati dengan lembut kedua putingnya, sambil mencium aroma sabun yg khas dari tubuhnya. Kupermainkan putingnya dan kutarik-tarik hingga kedua putingnya itu mencuat lurus keatas. Lama sekali aku bermain didadanya, merasakan empuknya buah dada seorang perawan. Memang, ini bukan pertama kali aku memegang dada Mei, karna dulu aku juga sering iseng2 meremas dadanya kala sedang bercanda. Namun, baru kali ini aku merasakan dada itu tanpa ditutupi sehelai benang pun. Perutnya naik turun seirama nafasnya yg teratur. Nampak ia begitu dibuai mimpi. Aku pun beranjak dari permainanku diatas dan mulai menjelajah kebawah.

Tak sabar rasanya aku ingin melihat memeknya yg selama ini belum terjamah. Pelan-pelan kutarik jeansnya hingga terlepas. Ia menggunakan hotpants berwarna biru, senada dengan warna Bh-nya. Benar2 masih seperti anak kecil, pikirku. Pelan-pelan aku melepas hotpants sekaligus celana dalamnya, dan tersibaklah memeknya yg dipenuhi bulu2 yang tidak beraturan. Tampak lebat, namun tidak mengurangi nafsuku untuk bermain lidah didalam liang kenikmatan itu. Memeknya masih kering. Rupanya ia tidak merasakan rangsangan apapun karna efek obat tidur tersebut. Akupun terus melanjutkan permainan lidahku hingga memeknya begitu basah dengan air ludahku. Kubuka lebar kakinya kesamping dan kucoba permainkan jariku dalam lubang memeknya. Akh…Menggunakan jari saja sudah terasa sempit, apalagi kalau sampai nanti kumasukan penisku. Maka dari itu aku mencoba membiasakan vaginanya, agar sedikit lebih terbuka. Pertama kumainkan dengan satu jari, lalu lama kelamaan kucoba dengan 2 jari. saat kucoba memasukan jari ketiga rupanya vaginanya sudah tidak dapat menerima lagi, jadi kuputuskan untuk terus mempermainkannya dengan 2 jari. Yang aku heran, tidak ada darah yg keluar saat aku menusuk memeknya dengan jariku.

Namun, tanpa mengurungkan niatku, aku terus melampiaskan nafsu pada tubuh mungil tersebut, apalagi adikku juga sudah tampak berteriak meminta untuk di pertemukan dengan sahabat baiknya itu. Aku lalu melebarkan 2 kakinya ke sampingku dan mengarahkan penisku keliang senggamanya. Sulit sekali aku memasukan penisku. Tampaknya jariku tadi tidak cukup untuk memberi ke-elastisan yg diperlukan. Apalagi memeknya begitu kering, hingga aku harus terus2an melicinkannya dengan ludahku. Dengan usaha keras akhirnya pelan-pelan memeknya mulai membuka. Kepala penisku merengsek masuk dan membuka jalan hingga akhirnya hampir seluruh penisku masuk. Kucoba memasukan penisku seluruhnya, namun sepertinya terantuk sesuatu dan tidak bisa masuk lagi. Akhirnya kucoba menghentak dengan kasar dan sekuat tenaga. Terdengar bunyi “Crekkk. . ”, dan kemudian mengalirlah darah perawan yg sedari tadi kunantikan. Tersenyum puas, aku melanjutkan goyanganku dengan irama pelan, menikmati jepitan memeknya yang begitu kuat. Aku benar2 terbuai dengan kenikmatan yg tiada tara. Namun aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dengan bermain satu gaya, kubalikan badannya dan kubuat ia dalam posisi menungging. Pantatnya begitu menggairahkan dan begitu bulat. Namun aku tidak tega untuk melakukan anal dengannya. Akhirnya kugenjot ia dalam posisi Doggy Style selama beberapa menit. Sambil menggoyangnya, kuremas kedua dadanya keras-keras tanpa takut membangunkannya, karna aku tau, reaksi obat tidur tadi akan masih tersisa beberapa jam lagi.

Kembali kubalikan ia dan kugenjot dengan ritme yg makin cepat. Begitu adikku mulai menunjukan tanda2 ingin klimaks, segera kucabut penisku dan kukocok hingga spermaku bermuntahan diatas dadanya. Nafasku makin memburu, bukan karna kelelahan, tapi justru karna nafsuku yang semakin tinggi. Inilah efek obat kuat yg sudah ku tengak tadi. Kubersihkan spermaku dari atas dada Mei, lalu kupasang kembali baju dan celananya. Kuperbaiki posisi tidurnya dan karena faktor nafsu yg sudah meledak-ledak, aku langsung menuju targetku yang terakhir…Ling!

Lanjut lagi nih bro. . .

Permainanku dengan Rina dan Mei, benar2 menguras tenaga. Namun efek obat kuat, membuat adik kecilku terus terjaga dan minta jatah yg lebih. Tubuh Ling mulai menarik dimataku. Bodynya memang kurang jika dibandingkan dengan Rina dan Mei, Sedikit lebih kurus, dan pantatnya nyaris datar. Satu kelebihannya adalah, dia memiliki dada yg cukup besar bila dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus. Kepalang tanggung, kuputuskan menyelesaikan permainanku pagi ini bersama Ling.

Pertama kulepas seluruh pakaian yg menempel ditubuhnya. Kutatap dadanya yg seperti pepaya baru masak itu, dan memek yg mulus, tanpa ditutupi oleh jembut sedikitpun. Tampaknya ia mencukur rapi dan begitu merawat daerah kewanitaannya itu. Tak sabar lagi, kuremas kedua dadanya tanpa perduli dia akan terbangun. Ia tampak bergerak dan mengejang. Sudah pasti ia merasakan semua ini. Kupelintir putingnya sambil menghisap putting yg lain. Kubasahi seluruh permukaan dadanya dengan jilatanku. Terdengar nafasnya yg mulai menderu, seiring rangsanganku yang mulai kudaratkan keseluruh tubuhnya. Kuciumi lehernya, dadanya lengan, hingga ketiaknya. Aku benar2 sudah dikuasai nafsu. Ciumanku menurun kedaerah perutnya, terus menjalar ke daerah kaki dan pangkal pahanya. Ia mulai bergerak gerak tak karuan. Namun aku sudah tak peduli lagi. Kuhampiri memeknya yg plontos itu dengan lidahku dan bermain-main disana. Memeknya sudah becek, dan terasa asin di lidahku. Terus kulanjutkan permainan lidahku sampai akhirnya kedua kakinya menjepit erat kepalaku, memaksaku untuk terus memberinya rangsangan disana. Kutoleh keatas, nampak matanya masih tertutup. Rupanya ia masih setengah sadar. Kubuka pinggiran memeknya dan kumasukan lidahku kedalam liang perawan itu. Begitu harum dan nikmat rasanya.

Mulai terdengar desahannya, menandakan ia benar-benar menikmati perlakuanku ini. Namun aku belum mau meninggalkan memeknya yg masih menantangku untuk terus memainkan lidahku itu. Lama sekali, sampai akhirnya kudengar Ling bersuara, ”Akh…Teruusss…”. Akupun terkejut dan langsung menarik kepalaku. Ia menoleh kearahku dan kemudian menarik kepalaku kembali kearah memeknya. Rupanya ia terbangun. Namun aku tak tau apakah efek minuman yang membuatnya begitu, atau memang ia ingin merasakan kenikmatan dunia yg selama ini belum pernah ia rasakan. ”terus…terus…”. Erangnya. Tentu saja aku tak menyiakan kesempatan ini. Dengan buasnya kupermainkan lidahku di dalam dan luar memeknya. Ia terus mengeluarkan suara-suara yg menandakan ia benar-benar terangsang. ”Aukh…Akh…Hah…Hah…”, makin lama suaranya makin keras hingga aku khawatir ia bisa membangunkan kedua temannya. Maka ku bopong ia keruang tamu, sambil mulutnya terus meracau tak jelas. Masih mabuk dia rupanya. Kutaruh dia di sofa dan kembali aku mengangkangkan kedua kakinya dan meneruskan permainanku yang sempat terhenti tadi. Kembali terdengar desahannya. Akhirnya aku beranjak dari posisiku dan kuarahkan penisku ke memeknya sambil terus mengulum pentilnya yg mengacung keras. Tak sulit untuk penisku memasuki memeknya karna tampaknya ia sudah begitu basah dari tadi. Pelan2 kugoyang ia, dan tak perlu waktu lama untuk tau bahwa di penisku mengalir cairan berwarna merah. Ya, benar2 perfect score untukku yang berhasil memperawani 3 wanita dalam satu malam. Kugenjot terus dia sambil memperhatikan wajahnya yg sayu namun terlihat jelas bahwa ia menikmati permainan ini.

Tiba2 tubuh Ling mengejang, menandakan ia mengalami orgasme pertamanya. Lalu tiba2 ia mendorong tubuhku ke belakang. Dan setelah itu ia merayap naik keatasku. Aku benar2 bingung, apakah saat itu ia sadar atau tidak. Dan tanpa di komando, ia menuntun penisku memasuki memeknya dan menggoyang tubuhnya sendiri. Benar-benar liar, pikirku. Nampaknya ia benar2 berbakat dalam urusan seks. Hanya saja ini pertama kali ia bisa melepaskan kemampuan terpendamnya itu. Akh. . Begitu nikmat sekali goyangannya diatas tubuhku. Matanya terus menatapku namun ia tampak lebih memilih menikmati permainan saat itu, daripada memenuhi rasa ingin tahuku tentang apa yg terjadi dengannya. Ia terus mendesah tak karuan, sampai kembali ia mengalami orgasme kedua kalinya. Tubuhnya jatuh kebelakang dan terkulai lemas. Tp ini saatnya giliranku ganti memompanya. Kubalik tubuhnya, dan kugenjot ia dari belakang. Ia tampak pasrah dan terus mendesah menyebut namaku. Lama hingga akhirnya kurasakan aku mencapai klimaks. Kucabut penisku dengan maksud menyemburkan spermaku di pantatnya. Namun tiba-tiba Ling berbalik dan segera meraih penisku. Dikocoknya cepet-cepat sambil membuka mulutnya. Waow, pikirku. Tak pernah aku menyangka akan kejadian ini. Aku merasakan penisku seakan ingin meledak. Akhirnya spermaku merengsek keluar dan bertumpahan di dalam mulut Ling. Sebagian tampak berceceran disekitar bibir dan rambutnya. Kuberikan ia tissue untuk membersihkan wajahnya, dan setelah itu kami terkapar kelelahan di sofa ruang tamu. Aku beristirahat sebentar sambil membiarkan ia tertidur dalam pelukanku. Setelah ia nampak lelap, baru kubopong ia kembali ke kamar, dan kupasang kembali bajunya. Setelah berpakaian, akupun kembali keruang tamu dan tertidur, sambil tersenyum puas dengan apa yg terjadi malam ini.

Besoknya, aku dibangunkan Rina. Ia tampak tidak menyadari kejadian semalam. ”Cari makan yuk” katanya. Akupun beranjak bersamanya untuk membangunkan Ling yg katanya masih tertidur. Saat melewati kamar mandi, Aku berpapasan dengan Mei. ”Rin, koq ‘anuku’ perih ya?”katanya. Aku berpura-pura tertawa mendengarnya. ”Aduh, ngomong masalah cewek koq di depan cowok”, kataku. Lalu aku biarkan mereka berdua di depan kamar mandi membahas tentang ‘masalah’ Mei. Aku masuk ke kamar dan ternyata Ling sudah bangun, namun masih berbaring di tempat tidur. ”Aduh, kepalaku pusing bgt nih”, katanya. ”Ya sudah” sahutku, ”Mandi sana, anak2 dah mau cari makan tuh”. Lalu aku beranjak menuju pintu. Saat aku hampir menutup pintu, tiba2 Ling berkata, ”Hei, malam tadi asyik ya…Enak bgt…Kapan2 lagi yuk!”. Aku yang mendengar itu hanya bisa tercengang dan tak bisa berkata-kata. Akhirnya aku tersenyum dan berkata, ”Liat nanti ya, hehehhehe……. ”. Aku pun segera mandi dan berpakaian.

Nampak Rina dan Mei sudah menunggu di ruang tamu. Tampaknya mereka sudah tidak membahas lagi ‘masalah’ Mei tadi. Setelah menunggu Ling mandi dan berpakaian, kami pun pergi berkeliling kota. Ya, malam itu benar-benar malam yg luar biasa bagiku. Sampai kini, hanya Ling yg tahu tentang kejadian malam itu. Dan hubunganku dengan Ling mulai menjadi amat dekat, terutama dalam urusan seks. Namun, petualanganku dengan Ling adalah cerita di Bab lain dalam kehidupanku. Sekarang semua sudah berlalu, dan aku akan selalu mengingat hari itu selamanya…

3 komentar: