Jumat, 24 Mei 2013

Perkosaan : Kakak Iparku


Kejadian ini berlangsung kira-kira 2
tahun yang lalu, waktu itu gua diminta
oleh ibu mertua untuk mengambil suatu
barang di rumah kakak ipar perempuan
gua sekalian nengok dia karena sudah
lama nggak ketemu. Kakak ipar gua ini (sebut saja namanya Ina) memang
tinggal sendirian, walaupun sudah
kawin tetapi belum punya anak dan saat
sudah pisah ranjang dengan suaminya
yang kerja di kota lain. Gua sampai dirumahnya sekitar jam
19:00 dan langsung mengetuk pintu
pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama
kemudian Ina muncul dari dalam dan
sudah tahu gua bakalan datang malam
itu. "Ayo Yan, masuk. Langsung dari kantor ?
Sory pintunya sudah digembok, soalnya
Ina tinggal sendiri jadi harus hati-hati"
Sambutnya.
Ina malam itu sudah pakai daster tidur
karena toh yang bakalan datang juga masih terhitung adiknya, daster yang
dia pakai punya potongan leher yang
lebar dengan model tangan 'you can
see'.
Kami kemudian ngobrol dan nonton TV
sambil duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Selama ngobrol, Ina
sering bolak-balik ngambil minuman dan
snack buat kita berdua. Setiap dia
menyajikan makanan atau minuman di
meja, secara nggak sengaja gua dapat
kesempatan melihat kedalam dasternya yang menampilkan kedua toketnya
secara utuh karena Ina tidak memakai
BH lagi dibalik dasternya. Ina memang
lebih cantik dari bini gua, tubuhnya
mungil dengan kulit yang putih dan
rambut yang panjang tergerai. Walaupun sudah kawin cukup lama tapi
karena tidak punya anak tubuhnya
masih terlihat langsing dan ramping.
Toketnya yang kelihatan ama gua,
walaupun tidak terlalu besar tetapi tetap
padat dan membulat. Melihat pemandangan begini terus menerus gua
mulai nggak bisa berpikir jernih lagi dan
puncaknya tiba-tiba gua sergap dan
tindih Ina di sofa sambil berusaha
menciumi bibirnya dan meremas-remas
toketnya. Ina kaget dan menjerit : "Yan, apa-apaan
kamu ini !" Dengan sekuat tenaga dia mencoba
berontak; menampar, mencakar dan
menendang-nendang. Tapi perlawanan
dia membuat berahi gua semakin tinggi
apalagi akibat gerakannya itu
pakaiannya menjadi makin nggak karuan dan semakin merangsang.
"Breeeettt............" daster bagian atas
gua robek kebawah sehingga sekarang
kedua toketnya terpampang dengan
jelas. Putingnya yang berwarna coklat
tua terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
Ina terlihat shock dengan kekasaran
gua, perlawanan dia melemah dan
kedua tangannya berusaha menutup
dadanya yang terbuka.
"Yan ... inget, kamu itu adik saya ..." rintihnya memelas.
Gua nggak pedulikan rintihannya dan
terus gua tarik daster yang sudah robek
itu kebawah sekaligus dengan celana
dalamnya yang sudah gua nggak inget
lagi warnanya. Sekarang dengan jelas dapat gua lihat vaginanya yang
ditumbuhi dengan bulu-bulu hitam yang
terawat baik.
Setelah berhasil menelanjangi Ina, gua
lepaskan pegangan pada dia dan berdiri
disampingnya sambil mulai melepaskan baju gua satu persatu dengan tenang.
Ina mulai menangis sambil meringkuk
diatas sofa sambil sebisa mungkin
mencoba menutupi badannya dengan
kedua tangannya. Saat itu pikiran gua
mulai jernih kembali menyadari apa yang telah gua lakukan tapi pada titik
itu, gua ngerasa tidak bisa mundur lagi
dan gua putusin untuk berlaku lebih
halus.
Setelah gua sendiri telanjang, gua
bopong tubuh mungil Ina ke kamarnya dan gua letakkan dengan lembut diatas
ranjang. Dengan halus gua
tepiskan tangannya yang masih
menutupi toket dan vaginanya
kemudian gua mulai tindih badannya.
Ina tidak melawan ..... Ina memalingkan muka dengan mata
terpejam dan berurai air mata setiap
kali gua mencoba mencium bibirnya.
Gagal mencium bibirnya, gua teruskan
menciumi kuping, leher dada dan
berhenti untuk mengulum puting dan meremas-remas toket satunya lagi.Ina
tidak bereaksi ...... Gua lanjutkan petualangan bibir gua
lebih kebawah, perut dan vaginanya
sambil merentangkan pahanya lebar-
lebar terlebih dahulu. Gua mulai dengan
menjilati dan menghisap clit-nya yang
cukup kecil karena sudah disunat (sama dengan bini gua).Ina mulai bereaksi ....
Setiap gua hisap clit-nya Ina mulai
mengangkat pantatnya mengikuti arah
hisapan. Kemudian dengan lidah gua
coba membuka labia minoranya dan
memainkan lidah gua pada bagian dalam liang senggamanya.
Tangan Ina mulai meremas-remas kain
sprei sambil menggigit bibir ... Ketika
vaginanya mulai basah gua masukkan
jari menggantikan lidah yang kembali
berpindah ke puting toketnya. Mula- mula hanya satu jari kemudian disusul
dua jari yang bergerak keluar masuk
liang senggamanya.
Ina mulai berdesah dan memalingkan
mukanya kekiri dan kekanan ... Sekitar
dua atau tiga menit kemudian gua tarik tangan gua dari vaginanya. Merasakan
ini, Ina membuka matanya (yg selama
ini selalu tertutup) dan menatap gua
dengan pandangan penuh harap seakan
ingin diberi sesuatu yang sangat
berharga tapi nggak berani ngomong. Gua segera merubah posisi badan gua
untuk segera menyetubuhinya. Melihat
posisi 'tempur' seperti itu, pandangan
matanya berubah menjadi tenang dan
kembali menutup matanya. Gua arahkan
penis gua ke bibir vaginanya yang sudah berwarna merah matang dan
sangat becek itu. Secara perlahan penis
gua masukin ke liang senggamanya dan
Ina hanya mengigit bibirnya. Tiba-tiba
tangan Ina bergerak memegang sisa
batang penis gua yang belum sempat masuk, sehingga penetrasi gua
tertahan.
"Yan, kita nggak boleh melakukan hal
ini ..." Kata Ina setengah berbisik sambil
memandang gua.
Tapi waktu gua lihat matanya, sama sekali tidak ada penolakkan bahkan
lebih terlihat adanya berahi yang
tertahan. Gua tahu dia berkata begitu
untuk berusaha memperoleh
pembenaran atas perbuatan yang
sekarang jadi sangat diinginkannya. "Nggak apa-apa 'Na, kita kan bukan
saudara kandung, jadi ini bukan incest"
Jawab gua "Nikmati saja dan lupakan
yang lainnya"
Mendengar perkataan gua itu, Ina
melepaskan pegangannya pada pensi gua yang sekaligus gua tangkap sebagai
instruksi untuk melanjutkan
'perkosaannya'.
Dalam 'posisi standard' itu gua mulai
memompa Ina dengan gerakan
perlahan, setiap kali penis gua masukkan gua ambil sisi liang
senggama yang berbeda sambil
mengamati reaksinya Ina. Dari
eksperimen awal ini gua tahu bahwa
bagian paling sensitif dia ada di dinding
dalam bagian atas yang kemudian menjadi titik sasaran penis gua
selanjutnya.
Strategi ini ternyata cukup efektif
karena belum sampai dua menit Ina
sudah orgasme, tangan dia yang
asalnya hanya meremas-remas sprei tiba-tiba berpindah ke pantat gua. Ina
dengan kedua tanggannya berusaha
menekan pantat gua supaya penis gua
masuk semakin dalam, sedangkan dia
sendiri mengankat dan menggoyangkan
pantatnya untuk membantu semakin membenamnya penis gua itu. Untuk
sementara gua biarkan dia mengambil
alih.
"SSSShhhhhhhhh.......aaaahhhhh"
rintihnya berulang-ulang setiap kali
penis gua terbenam. Setelah Ina mulai reda, inisiatif gua
ambil kembali dengan merubah posisi
badan gua untuk stype 'pumping flesh'
untuk mulai memanaskan kembali
birahinya yang dilanjutkan dengan style
'stand hard' (kedua kaki Ina dirapatkan, kaki gua terbuka dan dikaitkan
kebetisnya). Style ini gua ambil karena
cocok dengan cewek yang bagian
sensitifnya seperti Ina dimana vagina
Ina tertarik keatas oleh gerakan penis
yang cenderung vertikal. Ina mengalami dua kali orgasme dalam
posisi ini.....
Ketika gerakan Ina semakin liar dan
juga gua mulai merasa akan ejakulasi
gua rubah stylenya lagi menjadi
'frogwalk' (kedua kaki Ina tetap rapat dan gua setengah berlutut/berjongkok).
Dalam posisi ini setiap kali gua tusukan
penis gua otomatis vagina sampai
pantat Ina akan terangkat sedikit dari
permukaan kasur menimbulkan sensasi
yang luar biasa sampai pupil mata Ina hanya terlihat setengahnya dan
mulutnya mengeluarkan erangan bukan
rintihan lagi. "Na, saya sudah mau ke luar. Di mana
keluarinnya ?" Kata gua sambil terus
memompa secara pelan tapi dalam.
"Ddddi dalam saja.... di dalam saja,
aaahhhh ..... jangan pedulikan"
Ina mejawab ditengah erangan kenikmatannya.
Saya keluar sekarrrraaaaang ......."
Teriak gua.
Gua tekan vaginanya keras-keras
sampai terangkat sekitar 10 cm dari
kasurnya dan cairan kenikmatan tersemprot dengan kerasnya yang
menyebabkan untuk sesaat gua lupa
akan dunia.
"Jangan di cabut dulu Yan ... " Bisik Ina.
Sambil mengatur napas lagi, gua
rentangkan kembali kedua paha Ina dan gua pompa penis gua pelan-pelan
dengan menekan permukaan bawah
vagina pada waktu ditarik. Dengan cara
ini sebagian sperma yang tadi
disemprotkan bisa dikeluarkan lagi
sambil tetap dapat menikmati sisa-sisa birahi. Ina menjawabnya dengan
hisapan-hisapan kecil pada penis gua
dari vaginanya
"Yan, kenapa kamu lakukan ini ke Ina ?"
Tanyanya sambil memeluk pinggang
gua. "Kamu sendiri rasanya gimana?" Gua
balik bertanya
"Mulanya kaget dan takut, tapi setelah
kamu berubah memperlakukan Ina
dengan lembut tiba-tiba berahi Ina
terpancing dan akhirnya turut menikmati apa yang belum pernah Ina
rasakan selama ini termasuk dari suami
Ina" Jawabnya
Kita kemudian mengobrol seolah-olah
tidak ada kejadian apa-apa dan sebelum
pulang gua setubuhi Ina sekali lagi, kali ini dengan sukarela. Sejak malam itu,
gua 'memelihara' kakak ipar gua
dengan memberinya nafkah lahir dan
batin menggantikan suaminya yang
sudah tidak memperdulikannya lagi. Ina
tidak pernah nuntut lebih karena bini gua adalah adiknya dan gua
membalasnya dengan menjadikan
'pendamping tetap' setiap gua pergi ke
luar kota atau ke luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar