Jumat, 24 Mei 2013

Perkosaan : pertualangan di balik bayangan



Tidak selamanya hubungan yang indah harus terjalin dengan
dimulai oleh rasa saling mengenal, saling mengerti dan saling
mencintai.Ada kalanya hubungan yang hangat itu bisa kita jalin
tanpa perlu mengenal lebih dulu, tanpa perlu saling pengertian,
tidak perlu salingmencintai, tapi yang kita perlukan adalah moment
yangtepat. Oke, kira-kira itu yangbisa sedikit menggambarkan ke
mana jalur cerita berjudul"Petualangan Di Balik Bayangan" yang
segera kita nikmati.
Cerita ini dimulai kira-kira tahun 2000 lalu, waktu aku masih
sekolah di salah satu sekolah swasta yang lumayan terkenal di
Bandung.Waktu itu sekolah kami mengadakan liburan
bersamasebelum EBTA/EBTANAS. Tempat yang dituju adalah
pulau Dewata, Bali. Tentu saja aku antusias sekali untuk ikut acara
itu, selain aku bisa melepas lelah dan stres gara-gara pelajaran, aku
juga bisa menikmati pulau Dewata yang katanya indah itu,
maklum aku memang belum pernah menginjakkan kaki di sana.
Jeff yang pernah berlibur dengan keluarganya ke sanatetap ikut
karena menurutnyakami tidak akan pernah bosan untuk berlibur
ke sana. Jeff banyak cerita tentang keindahan objek wisata di sana,
termasuk banyaknya "buah-buahan" disana. Aku dan Alf bingung
sendiri, memang apa anehnyabuah-buahan di Bali. Tapi
mendengar pertanyaan kami, Jeff dan Lex malah ketawa-ketawa
sambil meledek kalau kami berdua itu kurang imajinasi.
Lex mulai bercerita kalau Baliadalah salah satu pusat"buah-buahan"
terbesar di Asia. Ada banyak "buah-buahan" di sana, dari buah
lokal sampai "buah" import. Jeff menambahkan kalau yang paling
terkenal di sana adalah "buah-buahan" import, tapi ada juga
"buah" lokal yang tidak kalah bersaing dengan "buah-buah" import
yang rata-rata lebih besar ukurannya. Aku mulai mengerti,
makanya aku mulai nyengir ke arah Jeff dan Lex. (Untuk pembaca
yang tidak mengerti, bisa hubungi kami untuk minta penjelasan
dan kami akan menjelaskan sedetail-detailnya, hehehehe). Tapi Si
Alf masih tetap diam, entah tidak mengerti atau entah
pura-pura tidak ngerti. Tapi begitu Lex bilang kalau di sana "buah
kelapa" tersebardi mana-mana, Alf langsung ikut-ikutan tertawa
sambil membayangkan "buah-buahan" itu tersebar di pantai
menunggu dipetik.
"Pletak.." Tiba-tiba penghapus melayang membentur meja,
hampir sajakepala Lex jadi sasaran. Kami baru sadar kalau ini
masih di kelas, di depan Pak Maman melotot sambil mengacung-
ngacungkan penggaris ke arah kami berempat. Kami cuma
nyengir sambil menunduk, kami benar-benar lupa kalau ini masih
di kelas. Tapi untung saja, Pak Maman tidak terlalugalak, biasanya
dia sudah lupa kejadian yang bikin dia jengkel setelah beberapa
menit.
Oke, singkatnya kami akhirnya pergi bareng juga ke Bali. Kami
berempat memilihbus yang sama biar bisa sepuasnya ngobrol.
Kebetulan pengawas di bus kami lumayan "gaul". Jadi kami bisa
bebas ngobrol tentang apapun juga, tentu saja sampai hal-hal
yang menjurus bahaya juga tidak masalah. Dua-duanya guru
cewek yang relatif lebih cantik dibanding guru-guru kami yang
lain. Ibu Nina dan Ibu Cindy. Dua-duanya masih lajang dan
umurnya tidak terlalu jauh dengan kami, Ibu Nina sekitar 27 tahun
sedangkan Ibu Cindy kira-kira 22 tahunan. Tentu saja mereka juga
tidak lolos dari kejaran kami-kami berempat, dan tentu saja
petualangan itu ada di cerita kami yang lain.
Kembali ke cerita, sekitar sehari kami baru sampai ke hotel.
Kebetulan kami menginap di hotel yang lumayan mewah, kalau
tidak salah bintang empat atau mungkin lima. Aku tidak
begitujelas, tapi yang jelas ada fasilitas kolam renang sampaimandi
sauna, pokoknya semuanya lengkap. Dan tentusaja kami
berempat satu kamar, kami memang bisa dibilang cukup akrab
and bisa saling berbagi, baik suka atau duka. Sampai-sampai bagi-
bagi pacar kami juga tidak masalah, yang penting adil.
Memang sih awalnya kami cukup menikmati pemandangan indah
"buah-buahan" di pantai, kebetulan hotel kami dekat dengan pantai
Kuta yang memang gudangnya "buah-buahan". Tapi lama-
kelamaan bosan juga cuma melihati tanpa
melakukan apa-apa, makanya sehari sebelum pulang kami berniat
sedikit mencicipi "buah-buahan" import tersebut. Tapi sialnya,aku
dan Jeff malah terpisah dari Alf dam Lex. Padahal cuma Lex yang
tahu dimana bisa dapat "buah-buahan" import itu dengan harga
murah. Aku menyesal juga sih, makanya aku dan Jeff
memutuskan kembali ke hotel.Kebetulan udaranya enak sekali,
makanya kami jalan sambil melihati pemandangan Bali di malam
hari.
Ternyata keberuntungan belum pergi dari kami berdua,di tengah
jalan, seorang cewek bule yang kelihatannya bingung
menghampiri kami berdua.
"Hai.. can you speak English?" dia menyapa kami.
"A little.." aku menjawab.
Terus kami mengobrol, ternyata dia terpisah dari rombongannya.
Dia hendak pulang ke hotelnya, tapi malah kesasar sampai ke sini.
Aku sebenarnya hendak menolongnya menunjukkan jalan pulang,
tapi Jeff menyikutku, dan aku tahu maksudnya. Aku menyewa
taksi dan mempersilakannya masuk, Jeff mengatakan padacewek
itu kalau kami akan mengantarnya ke tujuan. Cewek itu
kelihatannya senang sekali dan berterima kasih, dia tidak tahu kalau
ada maksud tersembunyi di balik kebaikan kami bedua. Hehehe,
kapan lagi dapet"buah-buahan" gratis.
"Pak, antar kami ke tempat biasanya orang mangkal," aku
berbicara pada sopirnya,tapi sepertinya sopirnya belum mengerti.
"Itu Pak, ke tempat kami bisa begituan," Jeff menambahkan.
Pak sopir itu sepertinya mengerti, dia tertawa kecil, lalu memacu
taksinya ke salah satu tempat yang memang terkenal
sebagai"tempat gelap". Sampai di sana, aku lihat kanan-kiri,
ternyata sepi. Lalu aku ajak cewek bule bernama Angela itu turun.
Dia sedikit bingung,karena tempat itu sedikit asing baginya. Tapi
Jeff meyakinkannya kalau tempatnya tidak salah, makanya Angela
setuju.
Angela sebenarnya tidak terlalu montok banget, mungkin karena
usianya yang masih sangat hijau. Baru 15 tahun, tapi
dibandingkan produk lokal,"buahnya" memang termasuk
lumayan besar, apalagi didukung tubuhnya yang
tinggi langsing plus wajahnyayang lumayan cantik dengan
rambut pirangnya yang oke banget. Begitu aku lihat ada
kesempatan, kukeluarkan pisau lipat yang memang selalu kubawa.
Memang sih cuma pajangan doang, soalnya tidak tajam. Tapi
akuyakin Angela tidak tahu, soalnya dia langsung ketakutan waktu
kutempelkanpisau itu ke lehernya. Jeff kemudian menyuruhnya
membuka semua pakaiannya. Tentu saja Angela menolak, tapi
begitu kuancam akan kubunuh kalau tidak menurut,dia akhirnya
membuka pakaiannya walau sedikit ragu-ragu. Tapi keragu-
raguannya itu malah bikin aku makin bernafsu, dibukanya kaos
hijau di tubuhnya, dan dadanya yanglumayan oke terlihat di balik
remang-remang cahaya lampu yang agak jauh dari tempat itu.
Aku menitipkan pisau lipatku pada Jeff dan mulai membuka bajuku
sampai tersisa celanadalamku. Kami setuju kalau aku duluan yang
mencicipi Angela dengan catatan, ongkos taksi aku yang bayar.
Aku sih setuju saja, makanya tidak menunggu lama lagi, langsung
kusiapkan "dedekku" yang mulai melakukan pemanasan ringan.
Angela menatapku, seolah mengiba, tapi aku sudah keburu nafsu,
makanya kusuruh dia membuka semua pakaiannya. Dia akhirnya
menurut juga, dibukanya semua pakaiannya, dan dia berjongkok
ketakutan di ataspasir laut.
Aku tidak nunggu lama lagi, langsung kusambar tubuhnya,
kutindih tubuhnya di atas pasir, dan mulai menjilati puting
susunya. Dadanya kenyal berisi, tapi terlihat dia belum
pengalaman, soalnya dia malah ketakutan waktu kujilatputingnya.
Kuancam dia sekalilagi, dan akhirnya dia memejamkan matanya,
pasrah akan apa yang bakal aku lakukan. Aku mulai buas menjilat
putingnya yang semakin mengeras, tapi aku sadar kalau aku
harus segera menyelesaikannya. Malam semakin larut, dan
akusama sekali tidak ingin ketahuan kalau aku memperkosa gadis
itu. Karena itu aku tidak melanjutkan permainan lidahku, kuambil
pisau dari tangan Jeff, lalu kutodongkanke arah Angela, kusuruh
dia mengulum penisku. Angela sepertinya tidak mau, tapi diatidak
bisa apa-apa, dia
terlalu takut untuk melawan, dia akhirnya mau juga mengulum
penisku, menghisapnya sesekali dan menjilatinya.
Aku masih menodongkan pisauku, takut juga kalau Angela
menggigit penisku, bisa berabe nantinya. Karenaitu aku tidak mau
lama-lama di posisi itu, kutunggingkan tubuh Angela, dan
kumasukkan penisku ke vaginanya yang diluar dugaanku, ternyata
lumayan basah. Perlahan tapi pasti penisku masuk, tanpa
menunggu lama, langsung kukocok vaginanya lumayan cepat.
Aku penasaran, ada sesuatu yang menghalangi penisku masuk
lebih dalam, karena itu kuhentak dengan kencang. Angela menjerit
tertahan, rupanya dia masih perawan. Memang lumayan sempir
juga lubang vaginanya, tapi dibandingkanumurnya yang masih 15
tahun, yah termasuk lebar juga lubangnya. Mungkin orang bule
memang seperti itu pikirku. Karena itu aku tidak memikirkannya
lagi, yang ada di otakku hanya kocok.. kocok.. kocok.. terus.
"Ah.. ah.. oh.. please.. stop.. ah.." Angela mendesah memohonku
untuk berhenti. Tapi aku sudah tanggung, masa aku harus
berhenti, tidak mau dong. Aku tidak peduli kata-katanya, kukocok
terus vaginanya dan beberapa saat kemudian tubuh Angela
mengejang. Akubingung juga, kupikir cewek yang diperkosa tidak
akan merasakan nikmat hingga sampai puncak segala. Aku
berhenti sebentar, kubalikkan tubuh Angela yang sudah sangat
lemas. Kulihat matanya berair, wajarsaja sih cewek menangis
kalau diperkosa, tapi ada sesuatu yang lain dari pandangan
matanya.
Aku menarik nafasku dalam-dalam, lalu kubuang pikiran yang
aneh-aneh itu. Kubuka bibir vaginanya dan kuselipkan penisku di
sana, kutekan sedikit, lalu kutarik lagi, lalu kutekan lagi, begitu
seterusnya dengan frekuensilambat. Aku mulai menikmatinya, tapi
Jeff menepuk punggungku, sepertinya dia sudah tidak sabar, aku
tidak melanjutkanpermainan lambat itu, kuhentak kuat-kuat dan
kuhujamkan penisku ke vagina Angela. Dia hanya memejamkan
mata sambil menangis memandang laut yang hitam karena
gelapnya malam. Aku merasakan penisku panas, dan waktu
hampir mencapai puncak, kucabut penisku dari vaginanya, dan
kupaksakan masuk ke anusnya. Kukocok lagi sebentar, dan cairan
putih kental menyembur ke liang anus Angela. Begitu kucabut
penisku dari anusnya, maniku mengalir perlahan keluar dari
lubang sempit itu. Aku segera membersihkan tubuhku di laut, lalu
kukenakan kembali pakaianku. Kulihat Jeff dengan asik menikmati
jilatandan kuluman bibir Angela di penisnya. Sekitar lima menit dia
bertahan di posisi itu, tapi kemudian dia tidak tahanlagi,
direntangkannya kaki Angela lebar-lebar, dan dihujamkannya
penisnya. Gerakannya sedikit liar tapi masih berpola.
Bukan hanya pinggulnya yang bergerak naik-turun, kedua tangan
Jeff juga bekerja, diremasnya dada Angela dan sesekali
dipelintirnya puting susu Angela. Beberapa saat kemudian Jeff
mencabut penisnya dari vagina Angela,disuruhnya Angela
mengulum penisnya lagi, dan beberapa saat kemudian Jeff
mencapai puncak. Maninya menyembur di mulut Angela,
mengalir ke dagu dan lehernya. Jeff kemudian membersihkan
tubuhnya di laut. Kulihat Angela duduk di pasir, matanya merah
karena menangis, dia menundukkan kepalanya seolah tak percaya
apa yang baru saja menimpanya.
Aku jadi iba, kubantu dia memakai pakaiannya, lalu kusewakan
taksi untuknya. Kuberikan uang lebih pada sopirnya, kukatakan
agar diamerahasiakan aku yang menyewanya. Sopir itu
mengangguk, aku tahu kalau orang Bali sangat
menghargaikepercayaan orang. Aku percaya dia tidak akan
membocorkannya. Aku dan Jeff pulang ke hotel, dan beberapa
saat kemudian Alf dan Lex pulang, mereka kelihatan puas dengan
apa yang tadi mereka lakukan, tapi aku dan Jeff juga tidak kalah
puasnya, kami menceritakan pengalaman kami masing-masing,
dan esok paginya kami pulang ke Bandung.
Singkatnya kami sampai ke Bandung, dan dua hari kemudian aku
menerima surat, aku terkejut setengahmati waktu kulihat surat itu.
Kubaca suratnya, "Hai..it's meAngela. Aku bisa bahasa Indonesia a
little, dan I know your address dari dompet you yang tertinggal di
taksi.
Aku simpan untuk kenang-kenangan. And you should know,
malam itu aku sedikit kecewa caramu perlakukan aku, but I'm
okay, I'm not angry. Soalnya, sepertinya aku fall in love sama
kamu. Ingat aku selalu ya, Angela."
Aku makin kaget, dia mengirimkan SIM, KTP and surat-surat
penting lain yangada di dompetku. Dompetku yang kukira dicopet
orang di Bali ternyata ada pada Angela. Untung sekali dia tidak
menuntutku di pengadilan, aku benar-benarbersyukur. Sejak saat
itu aku berjanji kalau aku tidak akan pernah memperkosa lagi.
Angela kalau kau baca cerita ini, aku cuma ingin katakan kalau
sebenarnya aku juga sayang kamu, please hubungiaku, I miss
you so much . Maafkelakuanku malam itu, and kalau kau ijinkan,
aku ingin memperbaikinya, hubungi akudan aku akan
bertanggung jawab atas perbuatanku. Sekali lagi maafkan aku
Angela.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar