Jumat, 24 Mei 2013

Adik Kelasku

saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku sangat terkenal di
sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-
cowok, yang sering mengusilliaku dengan menggoda, aku sih
cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah "geng"
di sekolah, Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku.
Kemanapun aku pergi merekaseperti biasanya selalu ada. Tahun
ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adikkelas baru yang
baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru
dudukdi kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia
bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku,
kulitnya putihbersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean
dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru
2 bulan bersekolah, nama Sherry sering jadi bahan pembicaraan
cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan
kadang-kadang mereka sukaberbagi fantasi seks mereka tentang
Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiamyang nggak
banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-
gila padanya. Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku
munculketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-
cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Sherry, akhirnya aku,
Mandadan Lea merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Sherry.
Seperti aku, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu
aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Sherry untuk tidak
langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers
yang mendadak, ia menolak, namundengan segala upaya aku
membujuknya sampai ia mau. Sore itu, sekolah sudah sepi,tersisa
aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun
mulai menjalankan rencana ku. "Kak, sampai kapan Sherry mesti
nunggu disini?" "Udah tunggu aja, sebentar lagi!!" Sherry mulai
kelihatan cemas,ia mulai curiga terhadapku. "Sudah beres Non"
Tejo si penjaga sekolah melapor padaku. "Oke" jawabku. Rencana
ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4
penjaga sekolah
untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku,
aku anak orang kaya. "Ya udah, ikut gue sekarang!!" perintahku
untukSherry. Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan
Manda. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita
biasa latihan cheerleaders. Sherry menangis karena bentakan dari
aku, Manda dan Lea, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus
menekannya secara psikologis, sampai ia menagis. "Sherry salah
apa Kak?" ia menangis terisak-isak. "Lo baru masuk sekolah 2
bulan aja udah banyak lagak,lo mau nyaingin kita-kita yang senior?
hormatin dong!!" bentakku "Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu"
"Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-
kita kan?!" Lea menambahkan bentakanku. Setelah puas
membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda.
Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak
bekerjasama itu masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo,
Andre, Lodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu
di luar. Sherry saat itu terkejut dan sangat ketakutan. "He.. he.. he..
ini dia Non Sherry yang ngetop itu" Setoberujar sambil tersenyum
menyeringai. "Cantik banget, sexy lagi.." tambah tejo. Sherry
gemetaran ia terlihat sangat takut. "Sikat aja tuh!!" perintahku pada
4 pria itu. "Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Tejo menyeringai. Manda
yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam
yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan
kanan Sherry, sementara Lodi mencengkram tangan kirinya.
Tubuh Sherry mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Sherry
terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit
minta tolong. "Gue duluan ya" Tejo mendekati Sherry. Aku hanya
tersenyum melihatkeadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia
ketakutan. "Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?" Sherry
memohon ampun. Tapi Tejo sudah tidak perdulilagi dengan
permohonan Sherry, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perl ahan Tejo
mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry,Sherry
menjerit ketakutan.
Tanpa menghiraukan teriakan Sherry, Tejo meremas-remas
payudara Sherry perlahan-lahan. "Yang kenceng Jo!!" perintahku.
Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dadaSherry. Sherry
berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati
ekspresi wajah Sherry saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara,
Tejo membuka seragam SMU sherry kancing demi kancing
sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat. "Gila!! Seksi
banget nih toket,putih banget!!" sahut Tejo sambil tertawa
gembira. Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry
pun terlihat gemetaran. "Tolong jangan Pak!!" sahut Sherry
memelas. Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi
menyuruh Tejo menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo
pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara
Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah
sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah,
seksi sekali pikirku. "Abisin aja Pak!!" Lea memintaTejo dengan
wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry.
"Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin
nikmat deh.." Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti
halnya Lodi dan Seto yang masih memegangi tangan Sherry
supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku
sambil memperhatikan dengan nafsunya. "Jangan Pak!! ampun
Kak!! tolong Sherry.." Sherry memohon dengan wajah pasrah,
namun aku tidak perduli. Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli
dengan permintaan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di
payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil
sesekali mengelus danmenekan-nekan puting payudara Sherry
dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka
menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya
dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa
panas. "Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.."Sherry mulai mendesah.
Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting
payudara Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang
dirasakan Sherry ketika
bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan. Melihat
suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam
bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo
saling berbagi payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu
mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara
Sherry dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara
Sherry, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di
puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil ketakutan,
terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda pun
beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara
Sherry dengan seksama melalui handy cam-nya. Tejo
menurunkan ciuman danjilatannya ke perut Sherry yang juga
indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang
ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati
daerah pusar Shery. Tejo berhenti dan menyuruh Andreyang
sedang menikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lalu
mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil mengelus paha
Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry
yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh
selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu. "Jangan
Pak!! Ampun!!" Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut
mendekat ke Tejo. "Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.."
ejek Andre. Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka
celana dalam Sherry. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu
sudah terlepas dari tempatnya. "Wow Non Sherry!! Vaginanya
indah banget!!" Tejo tampak bersemangat. Vagina Sherry
memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih,
dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang
tumbuh di sekitar vaginanya,ia membiarkan vaginanya
tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo
dan Andre menjelajahi paha, dan sekitarselangkangan Sherry.
Sherryhanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi
rangsangan itu. Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di
bagian vital Sherry. Dengan
nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara
Tejo memasukkan jarinya kedalamliang vagina Sherry.
Perlahanjari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan
makin lama gerakannya makincepat. Tubuh Sherry nampak
menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Sherry mendesah
perlahan. Tejo dengan pandai memainkan kecepatan
jarinyamenyolok-nyolok vagina Sherry, sementara aku dan
teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2
menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina
Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry
terangsang. "Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih
cepat?" "Jangan Pak, tolong!!" Sherrymemohon. Tejo tidak
mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina
Sherry dengan cepat. "Ahh.. stop Pak!! Tolong..!" Sherry kelihatan
sangat terangsang, namun ia berusaha melawan. "Ahh..!" Sherry
vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil
menahan kesakitan di lubang vaginanya. "Payah lo!! Baru segitu
aja udah mau orgasme.. cuih.. " aku meledek Sherry, aku
membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan lebih
lama lagi orgasme. "Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau
orgasme!!" Lea ikut mengejek. Tejo menghentikan jarinya yang
menyolok-nyolok vagina Sherry, nampaknya iabelum mau
Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudahtak sabar,
dendam di dadakuterus membara ingin mempermalukan Sherry.
Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorongtubuhnya
menjauhi Sherry. "Lho Non.. saya belum puas nih.." Tejo terlihat
bingung. "Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada
Tejo. Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku
membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga
wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas
keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya
yangmemerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang
membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan
ludah. Perlahankudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium
harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya
ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh
vaginanyadengan lidahku. Semua yang ada disitu spontan
terkejut, dan Sherryterlihat sangat kaget. "Waduuh.. Non Nia
ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?" Andre
berseloroh meledek. "Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya
malah jadi tambah horni nih.." Tejo menimpali. Aku tak perduli
dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku
ingin membuat Sherry malu di tanganku. "Aaah.. Kak.. mau apa
Kak? Jangan Kak.." Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan
kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry
dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya
dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry
dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku
supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya. Tak
berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi
dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yangada
diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga
sekolah ini terlibat aktivitas seksual. "Ahh.. ah.. ah.." Sherry tak
sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan
rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang
kesanakemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan
seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry
memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan
membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan
menghirup cairan kewanitaan Sherry dalam-dalam. Hampir 5
menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah
sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat.
Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati
rangsanganku. Takberapa lama, kurasa otot vaginanya
menegang, Sherryagak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba
mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saatitu
pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat.
Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja
sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi
dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry,
sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat "siksaan"ku
terhadapSherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak. "Gilaa!! Non
Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak
gitu" Seto angkat bicara. Kutatap Sherry yang terkulai lemas
dengan pandangan nafsu dan dendam. Kulebarkan kedua kaki
Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi
meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok
sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu
tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya.
Kubukaseragam sekolahku karena udara sudah sangat panas,
sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia
telanjang bulat. Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat
vaginanya melebar, membukabibir vaginanya, dan itu
membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu
kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi
tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitanpada
pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku
dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu. "Hmm..
aah.. cukup Kak.. aah.."Sherry mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus
melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan
kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil
menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat
gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu
dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku
dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari
tubuhku, sertavaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang
bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5
menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan
kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar. Di tengah deru
nafasku yang
saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok
tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria
hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk
tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
"Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih"
permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang
memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang
dalamlautan kenikmatan. Kulirik Sherry yang menarik nafas
terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang
merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba
untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh
pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar
Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang
menegang dan berusaha meyodok lubang anusku. "Non Nia, saya
nggak tahan lagi nih.." permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan
penisnya masuk ke lubang anusku. Dengan sedikit hentakan, penis
Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran
besar, memenuhi lubang anusku. "Aaah.. lobang Non Nia masih
rapet banget nih.." Andre mencoba menekan pinggulnyauntuk
memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu
tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang
anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku
dengan tangannya. Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit
sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak
kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre
yang mencapai orgasme bersamaan, ditandaisemburan
spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah
oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena
dendamkuterbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi.
Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai
akhirnya "penyiksaan" ini dimulai lagi. Aku duduk menjauh dari
Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat
komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang
ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto
mendekati tubuh Sherry yangtergeletak tak berdaya. Lea memberi
tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto
memegang p inggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar
tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup denganmemperlihatkan
bulatan pantatnya yang padat berisi. "Nah, Non Sherry siap-siap
ya!" Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia
dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan
apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh
Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja
Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas
bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya. "Hajar aja!!"
perintah Lea. Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah
menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang
menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherryterlihat
terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar
memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu.
Sherryberteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
"Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh.." Seto berkata sambil
mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry. Setelah
seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto
berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak.
Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-
lahan ia mulaimemompa penisnya didalam vagina Sherry.
Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar
keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus
memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi
pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea
memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat
tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry,
ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry
sampai ia dalamposisi merangkak. "Aaah.. cukup Pak.. ah.."
Sherry memohon pada Tejo. Dengan senyum mengejek Tejo
memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang
membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.
"Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Tejo. Karena ketakutan,
Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus
bibirnya. Besarnyapenis Tejo nampak memenuhiseluruh mulut
Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis
SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya. Dari jauh
kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa
terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-
benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan
padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan
maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina
Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi
seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilauseksi.
Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas
meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-
olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas
punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan.Tangan lodi
menjelajah kedua payudara Sherry yangtergantung. Tiga orang
itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan
perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara,
hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto
berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah
keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry,
seketika itu juga Sherry bergumam sembari
menaikkanpinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas
membasahivagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea
menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry
yang masih basah oleh sperma Seto. Selang berapa menit
kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama
Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry,
kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan
pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah
dan memilih untuk menikmati kejadian ini. Setelah Tejo, giliran
Lodi berejakulasi diatas punggungSherry. Sperma lodi nampak
membasahi kulit punggung
Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak
menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi
terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas. Penis Andre
yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar
memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya
mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre
memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya
gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik,
tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama
kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan
spermanya jatuhmembasahi selangkangan Sherry. Suasana sunyi
hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur
kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat,
selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas
mejaitu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre,Seto dan
Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum
puas. "Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Lea kepada Sherry.
"Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini
sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!!
Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he..
" ancamku pada Sherry. "Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya
tadi?! Ayo jawab!!" bentak Lea. "Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!"
bentakku. "Enak Kak.." jawab Sherry ketakutan. "Enak?! lo seneng
dientot?!" bentak Lea lagi. "Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Sherry
menjawab. "Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara.
"Ma..mau Kak.." jawab Sherry.
Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya,
akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang
suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks.
Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya. E N D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar